Hujan... kulihat kau tidak turun dari langit saja, namun kau pakai biji mata sebagai tempatmu berjatuhan.
Hujan... aku mengerti ini waktumu untuk datang, namun milikilah perasaan.
Hujan... bagaimana bila kalau kau menjadi besar di tempat yang aman, dan kecil di tempat yang tidak aman saja.
Hujan...kau kalau kau ingin harta, maka ambil saja, tapi jangan nyawa.
Hujan...mungkin kau bukan bahaya bagi sebagian kehidupan, tapi kau juga ancaman bagi kehidupan lain.
Hujan... aku tidak ingin menyalahkanmu, aku hanya meminta pengertian darimu.
Hujan...aku mencoba merasa menjadi bagian dari orang lain, sehingga aku mencoba bersepakat denganmu dalam doa.
Hujan...bila kami berdosa, maka beri kami kesempatan untuk memperbaiki, jangan marahi kami terlalu lama.
Aku merasa sebagaimana aku mendengar. Aku merasa sebagaimana aku tidak melihat.
Hujan, Oh Hujan...
Mungkin kamu belum mengerti tangisan, tapi Tuhan mengerti, dan Tuhan peduli.
Ambon, 9 Juni 2017.
Feliks Pattinama...