Minggu, 04 Juni 2017

Menulis kisah itu penting

Keputusan bodoh adalah mempercayai. Kesalahan terbesar adalah membohongi orang yang tidak pintar melihat kebenaran. Hal itu terjadi dimalam yang sempit dan penuh sesak. Waktunya adalah tepat, dan benar. Bulan membuat atraksi di waktu kedatangannya sendiri. Malam menjadi tahanan dan hujan menyikapi arti kehidupannya. Hujan adalah tangisan. Tangisan setiap waktu. Apa yang harus dia lakukan? Tidak menghadiri masa depan bukanlah keputusan yang benar, namun penyalahgunaan senyum sebagai alasan pembangun jembatan adalah kemiskinan jiwa. Miskin jiwa. Temanku berkata dia sudah menjadi baik, tapi dia tidak menemukan hadiah dari kebaikannya. Temanku yang tidak pintar harus lebih lagi belajar tentang bagaimana tertawa saat lidah dusta menghisap dengan santun. Itulah temanku yang tidak pintar menyadarkanku tentang dirinya yang memilih menjadi hujan. Apakah temanku bersalah? Ia....dia bersalah karena memudahkan siapa saja masuk kerumahnya tanpa menanyakan tujuannya? Ataukah hujan telah paham, namun menunggu waktu yang tepat untuk menangis bersama alam? Temanku yang tidak pintar belajarlah lebih giat tentang cinta. Karena akupun sendiri pernah menjadi hujan dimasa lalu.

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...