Kamis, 12 April 2018

Allah adalah penulis

Jika Allah tidak menulis pada loh batu, bagaimana kita kenal tulisan dan berbicara?

Allah sudah buat, sehingga kita harus buat pula

Sebut

Sering-sering sebut Tuhan dalam susah, lalu dalam senang juga. Jangan lupa Dia.

Senin, 09 April 2018

Tulisan kedua mengenai bangku-bangku berisi

Kalian jangan main dalam kesenangan, ingat Tuhan dalam masa muda. Saya ingatkan lagi.
Saya dan tua-tua sudah kenal masa lalu lebih dari kalian. Jadi, diamlah dalam pilihan yang tepat, jangan mau ikut arus. Terlalu enak untuk saat ini, tapi jadi bayang hitam untuk masa depan. Buat yang baik, dan tolak yang buruk. Enak itu belum tentu tak berdosa. Kuulangi lagi, enak belum tentu tidak berdosa.

Aku bertanya lagi

Tuhan,

Sebagaimana kotorku Engkau bisa terima, bagaimana manusia lain menolaknya?
Sebagaimana kotornya Engkau bisa terima, bagaimana aku menolaknya?

Siapa bisa mengerti ini?

Tuhan adalah jawaban yang kita cari.

Jangan salah paham tentang tulisan ini.

Tanya

Kalau kamu tidak tahu, lebih baik kamu tanya, jangan kamu mereka-reka. Kamu bilang, kamu ungkap, kamu rasa dan pikir belum tentu benar. Salah paham jadi masalah sepanjang hari.

Senin, 02 April 2018

Bintang yang terkenang

Bintang yang abadi
Bersinar di hati manusia
Bintang yang abadi
Senyum tidak dengan marah

Bintang yang setia
Berjalan menuju Yerusalem
Bintang yang setia
Berbakti cuma buat Tuhan

Bintang yang rendah hati
Ingatkan untuk pergi beribadah
Bintang yang rendah hati
Mau tolong setiap yang minta

Bintang yang bernyanyi
Peduli pada anak-anak
Bintang yang bernyanyi
Sakit tapi berdiam diri

Bintang yang memimpin
Jadi teladan buat sesama
Bintang yang memimpin
Sayang Mama dan keluarga

Bintang yang terkenang
Terima kasih sudah hidup
Bintang yang terkenang
Terima kasih sudah menjadi orang yang baik dan benar.

Selamat Jalan Malaikat yang jadi manusia
Selamat jalan sahabat setiap hati
Selamat jalan kawan sepelayanan
Selamat jalan pemimpin yang setia

Erky, Erky, Erky,

Engkau Raih Kasih Yesus
Engkau Raih Kasih Yesus

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...