Senin, 19 Februari 2024

Terdengar Getar

Dalam senja yang sunyi terdengar getar,
Sakit hati meluap, tersedu di antara rerumputan.
Cinta yang kuharap, hanya bayangan yang lenyap,
Kehampaan meliputi jiwa, dalam gelap gulita malam.

Tiap hembusan angin membawa lirih pilu,
Mengusik kenangan, menyapu debu mimpi.
Aku berdiri sendiri di tepi kesendirian,
Dalam sunyi, kesejukan, kutatap bintang-bintang, merindu.

Hati ini menjerit dalam kesunyian,
Mengharapkan kehangatan, menyambut cinta yang tak kunjung tiba.
Namun dunia memalingkan diri, tanpa memperdulikan,
Bagai ombak yang menghempas, meninggalkan luka tak terucapkan.

Di bawah langit malam yang terang benderang,
Aku membiarkan air mata menjadi hujan,
Menyiram rindu yang kian dalam,
Menyapu luka yang tak kunjung sembuh.

Meski sakit hati ini menyentuh,
Aku bangkit, aku berdiri tegar.
Karena dalam kehampaan dan kepedihan,
Aku temukan kekuatan untuk mencintai diri sendiri.

Ketika matahari kembali bersinar,
Aku melangkah, membuang semua beban,
Membawa hati yang pernah terluka,
Menuju cahaya yang lebih cerah, menuju hidup yang penuh makna.

Jalan hatiku


Di persimpangan jalan hati, aku terdampar
Menyaksikan cinta yang tak kunjung berlabuh
Rasa yang terpendam, terbungkus dalam pilu
Luka yang tak terobati, kian merajut pilu

Bagai lukisan abstrak, hatiku terlukis
Penuh guratan luka, tanpa secuil tawa
Cinta yang kupersembahkan, tak berbalas kasih
Hanya menyisakan perih, bagai duri yang menusuk jiwa

Seolah terjebak dalam labirin tanpa ujung
Mencari jalan keluar, namun tak kunjung bertemu
Hatiku terombang-ambing, di lautan kecewa
Menelan pahitnya kenyataan, cinta yang tak berpihak padaku

Meski air mata tak henti mengalir
Meski rasa sakit ini tak terperi
Aku takkan pernah menyerah
Mencari cinta sejati, yang mampu menyembuhkan luka ini

Walaupun kini aku terluka
Hatiku masih memiliki asa
Menanti mentari cinta yang bersinar
Menebar kehangatan, dan menghapus nestapa

Dan di saat itu tiba
Aku akan menyambutnya dengan bahagia
Menjalani cinta dengan sepenuh jiwa
Tanpa rasa takut terluka

Huruf-huruf sunyi



Di antara huruf-huruf sunyi,
Aku menulis tentang sakit hati.
Bukan karena cinta yang terlalu dalam,
Namun karena cinta yang tak pernah tiba.

Aku adalah sebatang pohon kering,
Menanti tetesan hujan yang tak kunjung datang.
Aku adalah lagu yang tak pernah dinyanyikan,
Dalam keheningan malam yang sunyi.

Kau datang dan pergi seperti angin,
Meninggalkan jejak luka di hatiku.
Aku mencintai dengan sepenuh hati,
Namun kau hanya berlalu tanpa peduli.

Aku bertanya pada bintang-bintang,
Mengapa cinta harus begitu pahit?
Mengapa hati ini terus teriris,
Oleh kata-kata yang tak pernah kau ucapkan?

Tapi aku tahu, cinta tak selalu berakhir bahagia,
Ada yang harus merasakan sakit hati.
Dan aku, aku adalah salah satunya,
Yang mencintai tanpa pernah dicintai.

Jadi biarkan aku menulis puisi ini,
Sebagai pengubur rasa sakit yang tak terucap.
Biarkan kata-kata ini menjadi saksi,
Bahwa aku pernah mencintai dengan tulus.

Namun sekarang, biarkan aku berdamai,
Dengan hati yang terluka dan tak pernah dicintai.
Karena dalam kesendirianku, aku menemukan kekuatan,
Untuk melangkah maju dan mencari cinta yang sejati.

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...