Senin, 18 Maret 2024

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan,

Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan.

Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,

Matamu lautan teduh, tempat damai jiwaku berlindung.


Cinta ini tak bersyarat, bagai mentari yang menyinari,

Tanpa perlu balasan, hanya ingin hatimu bahagia.

Suara lembutmu alunan syahdu, menenangkan jiwa gundah,

Tanganmu genggaman hangat, hilangkan segala resah.


Setiap derai tawamu, lukisan indah nan permai,

Setiap tetes air matamu, duka yang ingin kuurai.

Rela hati ini terluka, asal kau tak tersentuh lara,

Rela dunia terbalik, asal senyummu tetap ada.


Andai kata ini tak terbalas, takkan goyah setiaku,

Ucy, pujaanku hanya untukmu, selamanya dan selalu.

Jika nanti usia renta menjelma, cinta ini takkan pudar,

Dalam lipatan sejarah cinta, namamu akan tetap terpahat samar.


Kadang aku takut, jika cinta ini tak berbalas,

Tapi tak kuasa tuk menghenti, gejolak rasa yang membara.

Ucy, mungkin aku tak sempurna, namun cintaku nyata,

Izinkan aku menjagamu, menjadi belahan jiwa selamanya.


Biarkan puisi ini menjadi saksi bisu cintaku yang dalam,

Ucy, semoga engkau mengerti, betapa cinta ini takkan padam.

Hingga akhir hayat nanti, namamu akan selalu kuucap,

Dalam doa dan harapan, semoga cinta kita kekal tertaut.

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...