Selasa, 11 Agustus 2015

Air asin laha/air asin batu lubang?




            Air asin adalah air yang kadar garamnya melewati rasa asin segumpal garam yang ada di tempat persediaan bumbu masakmu. Air laut menjadi asin diakibatkan karena hujan yang membawa garam-garam mineral dari daratan bercampur menjadi satu, itulah Indonesia. Cerita kali ini mengenai sekelompok anak manusia yang mengambil air asin untuk kebutuhan penelitian bagi seorang dari anggota bio’fun 2010. Ketika sedang melakukan tugas masing-masing. Datanglah seorang Jeng kusuma dewi bernama Ramly.
Ramly             : Ketua eeeeeeeeeee, bantu ta dolo (bahasa alaynya jeng)
Saya               : bagemana tu, kawan?
Ramly             : bilang tamang-tamang,,, batamang ta pigi ambil air asin di laha for penelitian do.
Saya               : Ouh yo, tunggu beta lupa dolo baru beta bilang yang lain.
            Segera saya siapkan pasukan kuda cungkring untuk bersiap-siap. Saya membagi-bagikan angpao sebagai jaminan untuk perjalan. Kami bersalam-salaman, dan saling bertukar kado. Air mata bercipratan diwajah kami. Mereka ini adalah orang-orang hebat,,, saat makanan dibeli, dan kamu terlalu asik dengan kesibukanmu. Mereka akan meninggalkan plastik pembungkus makanan, sisa kenikmatan, dan kentut diwajahmu, sambil berkata “makanya kalo orang panggel for makang itu datang”(selalu seperti itu). mereka selalu ada saat kita berada di dalam kesusahan. Mereka siap siaga. Siap antar jaga. Semua ini mereka lakukan semata-mata karena mereka kasihan dengan tangisan dan rengekan suara Jeng Ramly, di bawah ketika mereka.
            Jadi, kami menyiapkan 4 kuda untuk perjalanan dari kampus ke Laha. Nanti sampai di laha (Bandara Pattimura) kami akan berangkat dengan pesawat ke tulisan Welcome Hatu, dan tulisan comeback Batu lubang. Sesampainya di laut, kukabarkan semuanya. Kepada ombak, kepada angin, kepada matahari(penggalang lirik lagu Ebiet.G.).kuda pertama ditungangi oleh Jeng(si pria dengan lambaian tangan gemulai) dengan anak kecil jenius bernama Toni. Kuda kedua, Babe(mahasiswa yang baru-baru hadir) bersama Hendro (kue bakpao kalona pochi perut buncit). Kuda ketiga, Eten (pria paling suci dan suka memberi ajaran baik) bersama dengan Ian (si manusia tatakan rambut seumur hidup). Dan Kuda keempat, saya (ketua becek yang meninggalkan wanita hanya karena persahabatan), bersama rendi (manusia yang paling sering menyampaikan kata-kata mutiara).
            Jika kuda dan penungganya telah siap,maka pertempuran harus dilaksnakan. Mendaki gunung, lewati lembah, menghindar dari angin ribut, terlewati sudah. Tibalah kami semua dengan cerigen yang kosong ke bibir pantai laha. Pemandanganya indah. Sapi-sapinya juga indah. Kotoran sapinya menghiasi area rumput disekitarnya.hmmmmmmmm,,,, wangi sekali. Satu tusuk kotoran sapi harganya brapa ya???? Mungkin agak mahal, di musim hujan seperti ini. Menurut mamalia ini “Tak ada kloset, rumputpun terasa berarti”. “Ini alam kami, kalian bebas, kamipun demikian”. Selanjutnya bagi Ferbrian Fernando, ini tempat adalah tempat paling berrrrrrrrrrrrrkesan untuk melepaskan air seninya. Bodoh amat, yang penting ngrocossssss…
            Pertanyaan pun timbul dalam kamus ini, Mengapa harus air asin laha? Mengapa bukan ditempat lain?... beberapa alasan pun bermunculan di otak ini Karena air asin laha adalah air asin yang berasal dari negeri laha?(salah). karena air asin laha adalah air asin yang telah disetujui untuk penelitian?(hampir betul). Karena air asin laha rasanya seperti pulpy orange?(sedikit lagi). Karena air asin laha adalah air asin yang diciptkan Tuhan(tepat sekali jawaban anda). 6 ekor cerigen diturunkan untuk meminang air  asin yang telah bersorak riang. Jeng, Ian, dan saya bertugas mengambil air, dan para alien lain bertugas sebagai pengawas alami tepi laut. “ayo semangat, jangan biarkan air laut membasahi celana kalian”. Ayo gulung kaki tangan juga(“seru mereka dengan lantang”). Berulang kami menawarkan hempasan ombak untuk berdamai. “kami disini hanya untuk mengambil air” “kami tidak meminta yang lain””jangan basahi kami seperti kalian membasahi pesisir pantai ini”. Namun ombak bukanlah teman yang bisa dikompromi. Jadi kami tetap melanjutkan pekerjaan mengisi air asin ke dalam masing-masing galon hingga penuh.letih dan dahaga terbayang di pikiran ini, ayo segera pulang biar bisa beristirahat. “tumpahkan semua air asin itu kembali, nanti ambil air asin di daerah batu lubang saja ”(kata mereka dengan penuh kebahagiaan)… si jenius konyol menumpahkan air di gen yang pertama, dan yang lain mengikuti. Saya tidak,,,I’m not… sudah cape-cape mengambil, harus dibuang begitu saja???, ouh tidak. Gen saya tetap utuh dengan air asin laha, penutup botol sudah dirapatkan sekali, dan hanya akan dibuka nanti di Lab Zoologi. Perjalanan dilanjutkan kembali ke lokasi berbeda, “Batu lubang”. Let’s go “kuda cungkring” … cambukan keras dibadan kuda, memulai perjalan selanjutnya… mari mencari lokasi lagi. Mari melihat alam lain lagi.  Mari mencari kios kecil untuk membeli karet gelang. Mari membeli sedikit makanan. Semua lapar, namun tak ingin terkapar. Semua terkapar, namun tak ingin terdampar.


Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...