Kamis, 01 Maret 2018

Media sosial sebagai rumah kita

Ini tentang media sosial, sudah banyak orang yang bertanya bagaimana cara menggunakan media sosial dengan baik. sebenarnya media sosial itu seperti rumah kita. beri anggapan bahwa media sosial adalah rumah kita. ketika kamu memperlihatkan rumah kamu, maka orang akan tahu isinya. sebaliknya jika kau tidak terlalu menunjukkan rumahmu orang tiada tahu. Mari kita ulas apa yang sementara terjadi di media sosial ; ada orang-orangnya mempergunakan media sosial untuk mencari banyak teman. ada orang-orang yang menggunakan media sosial untuk melakukan penjualan atau promosi. ada orang-orang yang menggunakan media sosial untuk bermain game online. ada orang-orang yang menggunakan media sosial untuk melakukan kejahatan. ada orang-orang yang menggunakan media sosial untuk mempertontonkan kehebatan, atau ada juga yang menunjukkan kekayaan mereka. ada yang menunjukkan paras mereka yang cantik. ada yang menunjukkan Bagaimana cara mereka berpakaian ,ada yang menulis berbagai macam tulisan. ada tulisan yang baik dan ada tulisan yang bisa menjadi bencana. ada unggahan foto-foto yang baik, ada yang disukai, ada yang lucu, serta ada yang menjadi media peperangan. nah seperti yang tadi saya bilang, ketika orang ingin tahu rumah kamu, kamu harus menunjukkan rumah kamu sebaik mungkin, supaya orang akan senang mengunjunginya. kamu pantas untuk melakukan apapun agar rumahmu bisa didatangi oleh banyak orang, tetapi ketika rumahmu menjadi sebuah bahan pertengkaran orang tidak masuk untuk melihatnya. atau bahkan mereka akan menghujat kamu. media sosial sebenarnya adalah tempat yang baik untuk kita memperkenalkan diri kita, tapi jika kita ingin melakukan sesuatu yang tidak baik, lebih baik kita menyimpannya sendiri. atau kita tidak mempostingnya. orang-orang tidak sadar, dan kemudian mereka menganggap bahwa media sosial adalah tempat untuk melampiaskan semua hal. Padahal mereka bisa bersembunyi atau dengan kata lain menjadi diam. yang lebih buruk lagi orang menggunakan media sosial untuk untuk memancing kemarahan orang lain. saling memaki, saling merasa diri paling benar, saling merasa bahwa dirinya yang paling berpengaruh. Alshasil, media sosial yang cocok ditumbuhi tanaman yang indah, menjadi hancur karena orang-orang salah mempergunakannya. ada orang yang awalnya suka main media sosial, eh malah dia nggak suka lagi. sesuatu yang tidak menarik, masih bisa dimaklumi, tapi kalau sudah berlebihan itu tidak menjadi menarik lagi. Saya sarankan lebih baik tidak memposting, daripada memposting tapi memunculkan masalah.Lebih baik diam daripada bicara banyak, sehingga nantinya orang lain melihat kebodohan yang kita perlihatkan.

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...