Selasa, 06 Maret 2018

Luka dan obat

Manusia macam apa yang datang untuk menjadi obat, lalu kemudian melukai yang terobati. Ini adalah satu paket dalam perjalanan penulisan novel "hai yang disana".

Cerita ini menarik sekali untuk dikoreksi, lantaran satu sebagai cinta, satu sebagai sayang yang suci hatinya.

Perjalanan muda-mudi dalam aspal asmara selalu punya muatan cerita yang berbeda. Jadi, kita akan nikmati cerita selanjutnya yang akan saya tulis pada halaman elektronik yang lain.

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...