Sabtu, 25 November 2017

Kameko

Sinar matahari menembus badan bumi, panas dan terbakar.
Bebatuan kecil menempati posisi tanah, kasar dan berdebu.

Senyum sempit membayangi wajah
muda, polos dan datar.
Sepuluh jari mengikuti arahan
tangan, kaku dan kasar.

wanita belum dewasa, jangan minum kameko lalu marahi pencipta.
wanita belum mengerti banyak,w jangan memberang karena belum memenangi mimpi.

Hidup adalah jalur Tuhan, menangis atau tidak , Ia merasa disana. Meminta atau tidak, Ia sudah melepas berkat.

Feliks Pattianama 2017, Lombok NTB.

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...