Rabu, 27 Juli 2016

Akulah

Terbang melayang itu aku...
Akulah anggota angin yang ada di ujung padi. Dan untuk apa aku berada disitu? Untuk itu aku bertanya...
Akulah bayangan ini...
Bayangan yang hilang kala ombak menghantam. Acap kali aku berjabat tangan dengan cinta. Acap kali aku melupa cinta. Acap kali aku menyimpan. Acap kali aku ingin mengungkap. Acap kali aku merasa bimbang dengan nada lama, dan nada baru yang langit hadirkan.
Akulah hitam...
Hitam tak bermahkota...
Karena aku bukanlah raja yang duduk di tahta lalu memerintah...
Akulah putra...
Putra yang selalu mengarang untuk hari esok. Sebab air ini adalah air pengganti air mata seorang atau dua orang...
Akulah muda...
Muda yang digenggam Tuhan...
Karena badan dan nyawa milikNya. Sebab itu aku bekerja untukNya...
Bukan untuk dunia yang tak lama lagi berhenti bernafas dan tenggelam bersama kapal tua...
Feliks Savero Pattinama...

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...