Senin, 19 Februari 2024

Huruf-huruf sunyi



Di antara huruf-huruf sunyi,
Aku menulis tentang sakit hati.
Bukan karena cinta yang terlalu dalam,
Namun karena cinta yang tak pernah tiba.

Aku adalah sebatang pohon kering,
Menanti tetesan hujan yang tak kunjung datang.
Aku adalah lagu yang tak pernah dinyanyikan,
Dalam keheningan malam yang sunyi.

Kau datang dan pergi seperti angin,
Meninggalkan jejak luka di hatiku.
Aku mencintai dengan sepenuh hati,
Namun kau hanya berlalu tanpa peduli.

Aku bertanya pada bintang-bintang,
Mengapa cinta harus begitu pahit?
Mengapa hati ini terus teriris,
Oleh kata-kata yang tak pernah kau ucapkan?

Tapi aku tahu, cinta tak selalu berakhir bahagia,
Ada yang harus merasakan sakit hati.
Dan aku, aku adalah salah satunya,
Yang mencintai tanpa pernah dicintai.

Jadi biarkan aku menulis puisi ini,
Sebagai pengubur rasa sakit yang tak terucap.
Biarkan kata-kata ini menjadi saksi,
Bahwa aku pernah mencintai dengan tulus.

Namun sekarang, biarkan aku berdamai,
Dengan hati yang terluka dan tak pernah dicintai.
Karena dalam kesendirianku, aku menemukan kekuatan,
Untuk melangkah maju dan mencari cinta yang sejati.

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...