Minggu, 26 Mei 2019

kamu tidak boleh takut

Aku tidak seribu hari denganmu, lantaran aku seribu hari dengan awan dan gerimis. Dijalan-jalan yang kau tapaki, aku tahu kau haus akan kebenaran yang pahit, sambil menangis itu kau waktu itu. Pada malam-malammu yang tragis karena benci dan kecewa, kau bertanya dalam tinta kecemasan, kau mau maju sembari kau masih takut dalam masa mudamu. Segala usaha kau tawarkan pada lemari-lemari mimpimu. Doa kecil, sedang dan besar kau tutup untuk kau dan Tuhan saja. setelah kau berdoa, kau tahu kau harus kemana, kemana setelah itu ; kaupun mengerjakannya. Kau simpan itu, dan kau buka juga untuk angin yang membawanya ke lubang telingaku. Aku ini sedih mendenganrnya, karena aku mendengar menggunakan hati yang sama dengan hatimu. Jangan sedih untuk kalah, tapi sedihlah untuk menang dalam kekuatan meminta pada Tuhan. Kau manis dari kata-kataku, sampai tindak tandukku kepadamu.  Aku berdoa supaya kamu berhasil menjalankan impianmu. Ditawa-tawamu, orang tuamu bahagia. Aku menulis pada siapa, aku hanya menulis.

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...