Selasa, 21 Maret 2017

12

Tempat tinggal air dan pemuda asing
Kemana arah angin, bila laut tak mampu menampakan ombak kecil?
Kemana tangis manja, bila air mata tak suka mengairi lesung pipi?
Tulis namamu dalam jemu,
dan aku sendiri berserah pada ratusan hari yang misterus.
Semut memperanakan kerajinan, dan
Ikan tak berani melihat senja kehormatan...
Aku dan peluru menembusi kecewa, ditemani penghianat pemeras darah petani miskin.
Beri cinta dan penjarakan angkasa raya, sebab siapa mampu menolak kuasa Tuhan?
Jangan beri suap,
Jangan bersuara dalam tanya yang bebal
Ambon, 22 Maret 2017...

Hari Selanjutnya

 Pada hela nafasmu, namamu berdesis pelan, Ucy, di ruang sanubari terpatri teguh dan kelan. Senyummu mentari pagi, hangatkan jiwa yang beku,...